DAN di hadapanku tiba-tiba terbentang almanak raksasa. Di sana, dalam kurungan kotak-kotak yang berwarna hijau tahi kuda, angka-angka bersembunyi di balik lambang-lambang yang tak kupahami. Tiba-tiba seseorang menyentuh pundakku. Laki-laki yang berjanggut putih lebat berombak. Ia mengucapkan selamat datang di Grekia. O, daerah apa itu? Sungguh, aku tak mengerti apa yang tengah menimpaku. Bagaimana aku […]Read More
PERCAKAPAN mereka adalah gayung bersambut sepasang hati yang marun merahnya. Percakapan yang mengetuk gendang telinga penduduk langit. Percakapan sederhana dari sebuah kampung yang tak tertitik dalam peta, tak tertilik oleh sesiapa, pun tak terbetik dalam kabar. Namun, bila para nabi dan istri mereka, para sahabat nabi dan istri mereka, para tabi’in dan istri mereka, juga […]Read More
RUUD SKOLJAER tidak peduli pada saudara dan rekan-rekan peneliti di Perpustakaan Leiden yang menyarankannya untuk mengunjungi Banda Neira atau Seram atau Natuna, pulau-pulau yang disinyalir menjadi tempat persinggahan Kakek Kesekian: Van der Solkjaer. Apalagi keluarganya, ke mana selama ini, gerutunya. Kenapa sekarang sibuk mengatur hidupku! Nama Kakek Kesekian tak pernah dicatat dalam sejarah. Sebagai polimatik […]Read More
Dengan tubuh yang menggigil, Omar celinguk-celinguk mencari kendaraan yang akan membawanya ke Hunza, kawasan pegunungan Lembah Nagar yang sering disebut sebagai kembarannya Kashmir. Pemuda 28 tahun itu akan menjemput perempuan yang sepuluh tahun terakhir berbagi suami dengan perempuan yang, kata para santri di pesantren ayah tirinya di Indonesia, lebih setia karena status istri pertama di […]Read More
DAN KEMBALI bulu kudukku berdiri. Lamat-lamat keringat menyeruak dari pori-pori. Jarak antardegup jantungku makin rapat. Kerongkonganku terasa kering—air liur yang kuteguk terasa sepat. Kalau saja tadi Pak Rahmadi, supir kami tak membatalkan rencananya pulang kampung demi mengemudikan mobil saat ini, mungkin sudah lama kaki kananku menginjak pedal rem secara mendadak ketika tahu bahwa beberapa ratus […]Read More
AKU tahu Omar tersinggung dengan kata-kata Kiai yang beredar di kalangan pesantren hingga akhirnya … sampai ke telinga kami. Dan aku juga tahu kalau putra semata wayangku itu pun tak bisa berbuat apa-apa sebab, kalaupun ayah tirinya memang mengatakan itu, Omar, pun ibunya ini, bisa berbuat apa? “Benar Mak memegang buku tabungan itu?” “Bank Slovenia?” […]Read More
AKU kehilangan kata-kata ketika Tan mengatakannya untuk yang ketiga kali. “Mainlah ke rumah bakda tarawih,” ia mencangking tas punggungnya dari meja kecil di samping dipanku. “Aku tunggu,” tegasnya sambil berjalan ke pintu tanpa menoleh. Ingin sekali aku menganggap semua yang ia ceritakan hampir satu jam di kamar hotelku barusan adalah imajinasi semata. Namun, ketika kubuka […]Read More
MENGHABISKAN 20 tahun untuk teater di Pontianak, O belajar banyak. Kesenian yang digadang-gadang kuasa melembutkan hati dan memperhalus budi pekerti hanyalah dongeng. Baru ia sadari kalau selama ini pentas-pentas yang dulunya menyalakan kebanggaan tak terlukiskan itu tak ubahnya panggung orkes atau organ tunggal dengan biduan yang melenggak-lenggok di atasnya. Begitu pun dengan teater, tak terkecuali […]Read More
SETIBA di Bandara Internasional Eriklet menjelang Zuhur, aku langsung menumpang taksi yang sudah Serkan pesan ke Uchisar. Lanskap cokelat muda wilayah ini membuatku tercenung cukup lama dari balik jendela. Rumah-rumah bawah tanah merupa sekumpulan sarang rayap raksasa sehingga menawarkan kemegahan dan kengerian di waktu yang sama. Benarkah, seperti kata pemuda itu, di atas museum terbuka—begitu […]Read More
MAK Atut sudah menghitung. Setengah jam setelah setang kereta unta nya putar balik ke pasar kecamatan ia akan menepi di sebuah langgar di perbatasan Bukit Batu dan Marilang. Ia tak tahu apakah ada telekung di langgar yang ialihat sekilas dalam perjalanan pulang tadi, sebagaimana ia ragu apakahl anggar itu masih digunakan atau tidak. Di antara […]Read More