MENGHABISKAN 20 tahun untuk teater di Pontianak, O belajar banyak. Kesenian yang digadang-gadang kuasa melembutkan hati dan memperhalus budi pekerti hanyalah dongeng. Baru ia sadari kalau selama ini pentas-pentas yang dulunya menyalakan kebanggaan tak terlukiskan itu tak ubahnya panggung orkes atau organ tunggal dengan biduan yang melenggak-lenggok di atasnya. Begitu pun dengan teater, tak terkecuali […]Read More
SETIBA di Bandara Internasional Eriklet menjelang Zuhur, aku langsung menumpang taksi yang sudah Serkan pesan ke Uchisar. Lanskap cokelat muda wilayah ini membuatku tercenung cukup lama dari balik jendela. Rumah-rumah bawah tanah merupa sekumpulan sarang rayap raksasa sehingga menawarkan kemegahan dan kengerian di waktu yang sama. Benarkah, seperti kata pemuda itu, di atas museum terbuka—begitu […]Read More
MAK Atut sudah menghitung. Setengah jam setelah setang kereta unta nya putar balik ke pasar kecamatan ia akan menepi di sebuah langgar di perbatasan Bukit Batu dan Marilang. Ia tak tahu apakah ada telekung di langgar yang ialihat sekilas dalam perjalanan pulang tadi, sebagaimana ia ragu apakahl anggar itu masih digunakan atau tidak. Di antara […]Read More
SETELAH memantaskan dirinya di cermin ruang tengah beberapa kali, Suklikulisu keluar. Di pekarangan, istri dan ketiga putranya yang masih SD sudah menunggu. “Papa sudahmesantempat duduk tepat di belakang imam, Ma,” katanyaketikaistrinyamempertanyakanalasanmerekaharusberangkatke masjid yang jaraknyahanyaempat ratus meter pada pukul 06.15. “Papa sudahbisagantiin imam?” tanyaputrasulungnya. Suklikulisumemandanganak 10 tahunitudengansebelahmatamenyipit. “Iya, Pa,” putrakeduanya yang usianyahanyaberjaraksatutahundarikakaknyamenimpali. “Kalau imamnya berhalangan, makmum […]Read More
oleh Benny Arnas | koran.tempo.co., 18 Desember 2022 Cemenawcemenew adalah Perdana Menteri Negara Qi yang cerdas dan sangat termasyhur. Tapi, tak banyak yang tahu bagaimana Raja mengangkatnya sebagai orang nomor dua di negara yang wilayahnya meliputi empat puluh lima pulau itu. Kisah ini diukir menjelang Cemenawcemenew menjabat posisi penting itu, sebelum ia meninggalkan jabatannya sebagai […]Read More
Benny Arnas | Republika, 18 September 2022 LAGI, Kek Vet memaku dirinya di sana. Akhir-akhir ini, ia tak pernah bisa mencegah semburat merah mewarnai biji matanya. Tak hanya itu, ia juga kerap merasakan basah, hangat, bahkan perih mengerubungi kedua bola penglihatannya itu. Bukan karena gerusan masa yang membuatnya serenta dan serapuh itu; bukan juga […]Read More
Benny Arnas | Media Indonesia, 27 Maret 2022 “SUDAH kubilang berkali-kali, Sumi,” kata Sadun kepada adik perempuannya yang tersedu sedan di kaki pintu rumah kayunya. “Tak de faedah mengirim anak kite ke luar,” suaranya meninggi. “Batas SMP jak sekoleh. Kalau tak tertahankan hasratnye, SMA jak di Ketapang atau Sukadane. Eh, ini malah kaukuliahkan Blijung ke […]Read More
Neknang menunjukkan surat-surat si tentara Pakistan. Mereka berkorespondensi dalam bahasa Arab. Tarikh terakhir surat itu adalah 2010, sebelas tahun yang lalu. ”Pokoknya sebelum Idul Adha Juli nanti Ayah pasti ngajak Neknang jalan-jalan!” Pandanganku tak beralih dari laporan residensi menulisku di Pakistan di layar laptop. ”Potong telinga Ayah kalau enggak jadi lagii!” suaraku meninggi ketika perempuan […]Read More
Oleh Benny Arnas (Jawa Pos, 17 Maret 2013) Baru saja usai memperkenalkan diri di kelas lima, erang kesakitan dari bangku belakang membuat kelas gaduh. Beberapa murid perempuan meminta Bunga Raya mengabaikan Nalin—begitu mereka memanggil murid yang kesakitan di belakang itu—yang memang suka membuat gaduh. Gadis 24 tahun itu bergegas mendekati Nalin dan menatap wajah Nalin dengan […]Read More
Suara Merdeka, 8 Agustus 2010 PESAWAT itu tinggal landas. Menyusur langit yang membentang biru keputihan. Ah, adakah yang peduli dengan apa yang mengeriap dalam diriku? Memang, hidup ini bukan tentang peduli-memeduli. Bukan juga tentang rasa yang makin dibunuh makin menyuluh. Aku tak akan menyeret Yusuf dalam khidmatnya perasaan ini karena laki-laki itu memang tak tampan. […]Read More