Auckland membuka tangan bagi yang mau berjalan kaki ....Read More
Tags : Esai Literasi
Rumah orang-orang Piru bukan bangunan, tapi kaumnyaRead More
Oleh Benny Arnas “Orang besar berbicara tentang ide-ide, orang biasa berbicara tentang kejadian sekitar, dan orang kecil berbicara tentang orang lain.” Kata-kata Eleanor Roosevelt di atas sangat bagus untuk dikutip mulanya. Namun perjumpaan saya dengan sejumlah orang yang, atas iman pada kutipan Roosevelt tersebut, saya labeli sebagai Orang Besar, membuat saya refleks mengoreksi unsur yang […]Read More
Kita bukanlah (kita) hari ini Read More
Orang biasa, diam-diam bahagia ...Read More
oleh Benny Arnas “Makin banyak tahu membuat tanggung jawab makin bertambah. Sebab banyak tahu mendesakmu untuk terus bertindak. Bukan sekadar bicara, apalagi diam saja!” –Gagli Laki-laki akhir 50 tahunan itu menoleh ke belakang dengan air muka masam ketika saya meminta kembalian atas 10 manat yang baru saya berikan. “Ongkosnya 8 manat, ‘kan?” konfirmasi saya dalam bahasa Inggris. Wajah […]Read More
Majalah Literabasa Edisi Juni 2024 (dalam versi yang berbeda terbit di gongkreatif.com, 3 Mei 2024) Oleh Benny Arnas Tujuh belas April 2024 sore, saya sempat keder ketika petugas imigrasi Bandara Schipol menanyakan maksud kedatangan saya ke Belanda sambil membentak-bentak karena warga negara Maroko sebelumnya malah digelandang petugas keamanan. Tanpa banyak ba-bi-bu, saya menyerahkan undangan dari […]Read More
Oleh Benny Arnas Jawa Pos, 5 September 2022 Dua dekade terakhir, pemikiran-pemikiran mutakhir Djared Diamond (trilogi Guns, Germs, and Steel), Yuval Noah Harari (trilogi Sapiens), dan Smithsonian (Timeless of Everything), berhasil mengetengahkan data, telaah ilmiah, dan perspektif baru berbalut retorika naratif yang bernas. Paparan mereka tentang bagaimana dunia bergerak ke arah otomatisasi tidak bisa dianggap sebagai […]Read More
Membaca bisa membuat kita pada sikap adil ...Read More
Oleh Benny Arnas Sebagai pernyataan singkat yang menguar kecintaan, hasrat yang dalam, ingatan, dan satirisme, dalam perjalanannya, epigram mengalami pengayaan yang terus meninggalkan asal katanya–“epigramma” (Bahasa Yunani)–yang berarti pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Ambiguitas standar belum berhenti sampai di sana. Istilah “tidak bertele-tele” yang juga kerap melekat (atau dilekatkan) tentu saja […]Read More