Benny Arnas

Tentang Perempuan Tua dari Kampung Bukit Batu

MAK Atut sudah menghitung. Setengah jam setelah setang kereta unta nya putar balik ke pasar kecamatan ia akan menepi di sebuah langgar di perbatasan Bukit Batu dan Marilang. Ia tak tahu apakah ada telekung di langgar yang ialihat sekilas dalam perjalanan pulang tadi, sebagaimana ia ragu apakahl anggar itu masih digunakan atau tidak. Di antara […]Read More

Bagaimana Cemenawcemenew Menjadi Perdana Menteri?

oleh Benny Arnas | koran.tempo.co., 18 Desember 2022 Cemenawcemenew adalah Perdana Menteri Negara Qi yang cerdas dan sangat termasyhur. Tapi, tak banyak yang tahu bagaimana Raja mengangkatnya sebagai orang nomor dua di negara yang wilayahnya meliputi empat puluh lima pulau itu. Kisah ini diukir menjelang Cemenawcemenew menjabat posisi penting itu, sebelum ia meninggalkan jabatannya sebagai […]Read More

Haji Veteran

Benny Arnas | Republika, 18 September 2022   LAGI, Kek Vet memaku dirinya di sana. Akhir-akhir ini, ia tak pernah bisa mencegah semburat merah mewarnai biji matanya. Tak hanya itu, ia juga kerap merasakan basah, hangat, bahkan perih mengerubungi kedua bola penglihatannya itu. Bukan karena gerusan masa yang membuatnya serenta dan serapuh itu; bukan juga […]Read More

Penulis yang Tak ala Kadar

Oleh Benny Arnas Batam Pos, 21 Mei 2022 Di tengah ngebutnya lalu-lalang ragam informasi yang nyaris tak terkendali hari ini, menulis seharusnya menjadi salah satu aktivitas yang diuntungkan. Para penulis bisa membaca apa dan di mana saja. Riset berlangsung fleksibel, keluar dari batas ruang dan waktu. Kevalidan dan kedalaman informasi pun dapat dengan mudah diuji, […]Read More

Blijung

Benny Arnas | Media Indonesia, 27 Maret 2022 “SUDAH kubilang berkali-kali, Sumi,” kata Sadun kepada adik perempuannya yang tersedu sedan di kaki pintu rumah kayunya. “Tak de faedah mengirim anak kite ke luar,” suaranya meninggi. “Batas SMP jak sekoleh. Kalau tak tertahankan hasratnye, SMA jak di Ketapang atau Sukadane. Eh, ini malah kaukuliahkan Blijung ke […]Read More

Berjalan Mundur di Karimata

oleh Benny Arnas Jawa Pos, 21 November 2021 Semua berjalan mundur di Karimata. Saya membuka kelas menulis di Karimata dengan membawa-bawa Andrea Hirata, Asma Nadia, dan Tere Liye sebagai pemantik. Mereka menggeleng dan balas melongo ketika saya mengonfirmasinya dengan tatapan tak percaya tentang ketaktahuan mereka dengan nama-nama yang karya-karyanya dilabeli best seller (baca: dibaca sejuta […]Read More

Karimata dan Kerja Keras Keluar dari Kegelapan

Oleh Benny Arnas Catatan Perjalanan, 29 OKtober 2021 Dari enam peserta kelas menulis yang bertahan, lima di antaranya tinggal di Desa Padang. Hanya Karin, peserta termuda yang masih duduk di kelas 3 SMP, yang tinggal di Sungai Abun. Artinya, 8-10 kilometer adalah jarak yang harus kami tempuh bolak-balik agar bisa menghadirkan mereka ke homestay. Di […]Read More

Kelas Menulis dan Gadis yang Mengulur Kekalahannya

SAYA menoleh ke Karin ketika laki-laki itu meneriakkan namanya. Gadis 15 tahun itu mendekat dengan kepala tertunduk. Perhatian saya masih diam-diam tertuju ke parang mengilap di tangan laki-laki yang memanggilnya. “Jadi ini Pak Benny?” ia melihat ke saya setelah Karin mendekat. “Saya diberitahu Bang Beruk kalau Pak Benny mau makan ikan mayung,” katanya, tanpa senyum […]Read More

Karimata, Kapan Tiba …. (1)

Oleh Benny Arnas Catatan Perjalanan, 17 Oktober 2021 Malam menjelang keberangkatan, Ale mengirimkan tiket Lubuklinggau-Jakarta-Pontianak. Begitu mengetahui syarat penerbangan dari Bandara Silampari yang mulai beroperasi lagi per 14 Oktober ini adalah hasil swab antigen negatif untuk calon penumpang yang sudah dua kali divaksin, saya pun menyelesaikan vaksin kedua pada 8 Oktober. Tapi, rekan saya di […]Read More