oleh Benny Arnas basabasi.co, 6 Agustus 2021 Kau tahu siapa-siapa saja yang hadir tadi, Mir?” tanyamu begitu mobil yang kukemudikan meninggalkan lokasi acara sore itu. “Ada guru teladan kota, kepala perpustakaan provinsi, beberapa pengamat sosial, konsultan parenting, para penulis yang karyanya hanya wara-wiri di media lokal, juga keluarga backpacker,” kau malah menjawabnya sendiri. “Dan mereka tampak […]Read More
Tags : Cerpen Benny Arnas
oleh Benny Arnas Koran Tempo, 26 Februari 2023 Bom memang meledak di Gelsungkomby. Namun, ledakannya menyasar hingga radius puluhan ribu kilometer. Penduduk Afrika, Eropa Selatan, separuh Pegunungan Ural, dan Sumatra dan sebagian Kalimantan gelap gulita. Selama empat hari langit tertutup debu tebal. Hingga hari ketujuh ledakan, Gelsungkomby Hell menjadi istilah yang populer digunakan berbagai media untuk […]Read More
oleh Desy Arisandi & Benny Arnas Republika, 19 Februari 2023 “NANTI malam anta diminta ngisi ceramah di Gang Becek belakang pasar sayur, Bang,” ujar Ibrahim kepada pemuda 27 tahun yang sedang menonton siniar dua orang artis yang terkenal dengan sensasinya di kanal Youtube salah satu dari mereka di ponselnya. Air muka Ustaz Iqbal makin serius mengikuti […]Read More
Benny Arnas | Republika, 18 September 2022 LAGI, Kek Vet memaku dirinya di sana. Akhir-akhir ini, ia tak pernah bisa mencegah semburat merah mewarnai biji matanya. Tak hanya itu, ia juga kerap merasakan basah, hangat, bahkan perih mengerubungi kedua bola penglihatannya itu. Bukan karena gerusan masa yang membuatnya serenta dan serapuh itu; bukan juga […]Read More
Benny Arnas | Media Indonesia, 27 Maret 2022 “SUDAH kubilang berkali-kali, Sumi,” kata Sadun kepada adik perempuannya yang tersedu sedan di kaki pintu rumah kayunya. “Tak de faedah mengirim anak kite ke luar,” suaranya meninggi. “Batas SMP jak sekoleh. Kalau tak tertahankan hasratnye, SMA jak di Ketapang atau Sukadane. Eh, ini malah kaukuliahkan Blijung ke […]Read More
Suara Merdeka, 8 Agustus 2010 PESAWAT itu tinggal landas. Menyusur langit yang membentang biru keputihan. Ah, adakah yang peduli dengan apa yang mengeriap dalam diriku? Memang, hidup ini bukan tentang peduli-memeduli. Bukan juga tentang rasa yang makin dibunuh makin menyuluh. Aku tak akan menyeret Yusuf dalam khidmatnya perasaan ini karena laki-laki itu memang tak tampan. […]Read More