Oleh Benny Arnas Erakini.id, 8 September 2023 Aku menamaimu Januarisme sebab di bulan itu sebuah paket raksasa berdiri di muka pintu. Sepuluh tahun yang lalu Profesor Antelove memintaku menguji-coba sistem cloud ganda, ingatan fotografik, dan selera imajiner yang ada dalam Biometa, robot humanoid yang ia klaim akan sulit ditandingi hingga tiga puluh lima tahun ke depan. […]Read More
Tags : Cerpen Jawa Pos
Jawa Pos, 7 September 2024 oleh Benny Arnas Aku menghubungi Pusat Sibernetika Semesta, tapi rupanya lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap populasi dan giat robot humanoid di muka Bumi ini itu tidak melayani telesensorik. Bagaimana mungkin, menjelang tahun 2040 komunikasi Konsorsium dan para versis harus dilakukan via pesan kinetik dan hologram mapping. Tidakkah itu menghabiskan […]Read More
Jangan pergi dari rumah ketika imanmu turun ...Read More
Enam belas kilometer ... menjadi sangat jauh ketika ditempuh dengan mengendarai kereta unta, oleh perempuan yang sudah tua pula!Read More
Magrib? Mak Atut mendongak ke langit yang merah saga. Lalu apa sebenarnya yang barusan kualami di langgar tadi?Read More
oleh Benny Arnas Jawa Pos, 4 Maret 2022 Lalu ia, laki-laki 38 tahun bernama Jam itu, naik ke atas panggung rendah tempat para ustaz, pak lurah, ketua RT, dan tokoh masyarakat kelurahan Moneng Sepati duduk bersila mengisi bagian tepinya. Seperti sudah tahu—dan juga sudah disiapkan oleh penyelenggara, Jam duduk di tengah-tengah, sehingga ia bukan hanya menjadi […]Read More
Benny Arnas & Rama Dira | Jawa Pos, 1 Agustus 2010 Meski malam telah sempurna, perempuan itu masih saja termenung di mulut pintu. Ia tak bisa tidur. Kebimbangannya menggunung. Adik-adiknya telah sedari tadi dibekap mimpi. Pikirannya berlari-lari, berputar-putar, sampai akhirnya bermuara pada seorang lelaki yang sehabis magrib tadi turun melaut bersama beberapa kawan. Apakah ia […]Read More
Benny Arnas | Jawa Pos, 30 Mei 2010 JELANG dini hari. Di sebuah ranjang berkelambu coklat muda. Kau terlelap tanpa dengkur. Telanjang dada. Bersarung sebatas lutut. Di sampingmu, terbaring sebatang tubuh molek yang hanya dibalut kain lasem sebatas dada, hingga terintip ceruk di antara dua bukit tinju yang ditutupinya. Selingkaran lehernya menyerak tanda merah sebesar […]Read More