Oleh Benny Arnas Metro Sulawesi, 14 Mei 2022 Ketika hendak menghadapi ujian di bangku sekolah maupun kuliah, saya, mungkin juga sebagian pembaca, pernah berada dalam keadaan “membaca yang dipaksakan” demi memastikan materi-materi pembelajaran yang pernah diberikan atau disarankan pengajar benar-benar nyangkut di kepala. Di waktu yang sama, harapan dan kekesalan juga melanda: semoga apa yang […]Read More
Ada sebuah legenda yang turun-temurun di distrik Volga. SEORANG USKUP berlayar dari Archangel ke biara Solovetsk; dan di kapal yang sama ada beberapa peziarah yang sedang dalam perjalanan menuju tempat suci di biara itu. Pelayarannya terbilang lancar. Arah angin menguntungkan, dan cuaca pun cukup baik. Para peziarah bersantai di geladak; makan-makan, atau duduk dalam sebuah […]Read More
Dadaku sesak! Pisau dan batu asah bersigesek, menelantarkanku di bukit kecemasan. Memang, sejak pagi, kecurigaan teramat gencar menggodaku. Mengapa tidak? Sepanjang ingatanku, tak pernah setambat tali memasung pergelangan kaki ini. Pun jerat tali yang ditanggalkan saat waktu duha tinggal sepertiga, tidak merta memadamkan api curigaku. Ou, Tuhan, gerangan apa ini? Nah kan, aku diusung ke […]Read More
Neknang menunjukkan surat-surat si tentara Pakistan. Mereka berkorespondensi dalam bahasa Arab. Tarikh terakhir surat itu adalah 2010, sebelas tahun yang lalu. ”Pokoknya sebelum Idul Adha Juli nanti Ayah pasti ngajak Neknang jalan-jalan!” Pandanganku tak beralih dari laporan residensi menulisku di Pakistan di layar laptop. ”Potong telinga Ayah kalau enggak jadi lagii!” suaraku meninggi ketika perempuan […]Read More
Oleh Benny Arnas Linggau Pos, 26 Agustus 2020 Pada 2017 saya memutuskan ‘menutup’ perpustakaan pribadi. Saya memindahkan 90% koleksinya ke perpustakaan komunitas yang saya kelola, Benny Institute. Dengan manajemen perpustakaan yang jauh dari ketertataan, saya mengambil keputusan berani itu. Saya tahu, di perpustakaan terbuka itu, keamanan dan keselamatan koleksi saya terancam tiap saat. Selain daftar […]Read More
There is no excerpt because this is a protected post.Read More
Sebagai penulis murni otodidak, Benny tidak pernah merasa perlu mengikuti kelas menulis, apalagi menulis dengan formula ini-itu. Pada 2012-2013, Benny merasa, “bersinar sendirian” di kampung halaman (Lubuklinggau) ternyata tidak semenyenangkan pada mulanya. Ia kesulitan menemukan rekan-rekan, baik penulis ataupun mereka yang suka membaca, yang bisa diajak berdiskusi. Kalau keadaan tersebut berlarut-larut, Benny yakin, energi menulisnya […]Read More
Oleh Benny Arnas basabasi.co, 6 Desember 2016 Kasih Ibu Kepada Ayah demi memuaskan Ibu pergi menelusuri uban-ubah Ayah demi memuaskan dahaga masa mudanya mengunjungi gunung- gunung salju di malam yang kecut. Hingga kini, lebih dari tujuh windu waktu memelihara usia, Ibu akhirnya memutuskan meminjam kepala Ayah. Ayah selalu bilang, Ibu adalah wanita yang diperbudak oleh […]Read More
Oleh Benny Arnas (Jawa Pos, 17 Maret 2013) Baru saja usai memperkenalkan diri di kelas lima, erang kesakitan dari bangku belakang membuat kelas gaduh. Beberapa murid perempuan meminta Bunga Raya mengabaikan Nalin—begitu mereka memanggil murid yang kesakitan di belakang itu—yang memang suka membuat gaduh. Gadis 24 tahun itu bergegas mendekati Nalin dan menatap wajah Nalin dengan […]Read More
Oleh Benny Arnas Koran Tempo, 11 Desember 2011 Istri, Istri Ribut Biji anggur. Biji-biji anggur. Berserakan dari mulutku. Malam masih sangat muda. Serumpun anggur yang ranum, berembun, dan bulat kelengkeng. Kumakan seakan melumat manisan India. Tapi biji-bijinya yang kecil mengganggu lidahku yang masih awas. Kukeluarkan, maksudku mulutku. Atau lidahku. Atau gabungan keduanya. Diserakkan di lantai. […]Read More