Jari Tengah Suami vs Telapak Tangan Istri
——
“Kenapa, Yah?” tanya istri saya, heran, ketika melihat saya mengambil sendok untuk memulai suapan pertama saya pada jam makan siang, lima belas menit yang lalu.
“Bukannya kata Ayah nggak nikmat kalau makannya nggak pake tangan?” Dinda, yang sedang mencentong nasi, ikut-ikutan buka suara.
“Ujung jari tengah Ayah luka, Nda,” kata saya santai, sambil terus menyuap. “Pedih kalau kena sambel.”
“Mana?” Nada perempuan 39 tahun itu terdengar sangsi.
“Ini,” saya menunjukkan jari tengah yang saya tetesi Betadine setelah Zuhur tadi.
“Dengar,” kata Istri ketika begitu saya menarik jari saya dari hadapannya. “Kemarin …”
Hmm, perasaan saya nggak enak nih.
“ … telapak tangan Bunda sobek berdarah-darah karena terkena ujung sapu yang patah. Tahu bagaimana selanjutnya?” matanya melotot.
Benar, ‘kan?
“Bunda masih melanjutkan nyapu, masih juga ngepel, masih nyuci baju dan melipatnya, masih nyusun pakaian dalam lemari.”
“Ini pedih, Bun, kalau kena cabe,” dalih saya.
“Halahhh!” Nadanya meninggi. “Bunda juga nyuci piring yang banyaaaakkk sekali bekas sambelnya!”
Aduh, kenapa malah jadi begini.
“Ini Ayuk Dinda nggak bantu juga waktu itu, ‘kan?”
Dinda melirik saya sambil menahan tawa tanpa menghentikan suapannya. Ia sepertinya sudah memprediksi, kalau ia juga akan kena getahnya.🤣
Saya dan Dinda tertawa lebar, tanpa suara. Ya, kami hafal bagaimana perangai perempuan luar biasa dalam rumah itu. Justru kalau istri saya bertutur kata lembut mengalun, kami sekeluarga curiga doi sedang cosplay jadi sinden.
Saya tiba-tiba teringat celotehan Dinda ketika ibunya pulih dari demam beberapa tahun yang lalu. “Yah, Bunda sudah sehat, Yah,” katanya setengah berbisik. Waktu itu kami bergegas ke dapur untuk membuktikannya. Benar saja, di sana perempuan itu sedang merepet, meributkan dapur yang berantakan dan bunga yang sudah beberapa hari tidak disiram.
“Alhamdulillah, ya, Yuk,” ketika saya mengambil potongan kedua ikan kapas goreng asam jawanya yang nikmat tiada tara. “Bunda sehat wal afiat!”
Dan Ia masih merepet. Sambil terus melahap makan siang … yang selalu seru, yang selalu memberi cerita baru.