Oleh Hikmal Alif Di bus yang akan membawaku ke Muscat, mataku hangat, hatiku basah. Aku akan meninggalkan negeri yang telah memberiku lebih dari yang kuminta. Kamis, 22 Juni 2023, pagi yang cerah di awal musim panas. Aku dan teman-teman satu kontrakan membuat rencana menumpang huuri, kapal nelayan yang bisa menampung hingga delapan orang, untuk menikmati indahnya laut […]Read More
oleh Benny Arnas “Makin banyak tahu membuat tanggung jawab makin bertambah. Sebab banyak tahu mendesakmu untuk terus bertindak. Bukan sekadar bicara, apalagi diam saja!” –Gagli Laki-laki akhir 50 tahunan itu menoleh ke belakang dengan air muka masam ketika saya meminta kembalian atas 10 manat yang baru saya berikan. “Ongkosnya 8 manat, ‘kan?” konfirmasi saya dalam bahasa Inggris. Wajah […]Read More
Oleh Benny Arnas Two waterfalls don’t hear each other —Pepatah Afrika Mulanya Ted adalah pemuda Korea yang ramah. Ketika saya masih di Lubuklinggau, lajang 28 tahun yang unit apartemennya kami sewa lewat aplikasi Airbnb itu menjawab setiap pertanyaan saya dengan gaya bahasa yang hangat dan ekspresif. Ted bukan hanya meladeni keingintahuan (belakangan saya menyadarinya sebagai […]Read More
Majalah Literabasa Edisi Juni 2024 (dalam versi yang berbeda terbit di gongkreatif.com, 3 Mei 2024) Oleh Benny Arnas Tujuh belas April 2024 sore, saya sempat keder ketika petugas imigrasi Bandara Schipol menanyakan maksud kedatangan saya ke Belanda sambil membentak-bentak karena warga negara Maroko sebelumnya malah digelandang petugas keamanan. Tanpa banyak ba-bi-bu, saya menyerahkan undangan dari […]Read More
Membaca bisa membuat kita pada sikap adil ...Read More
oleh Benny Arnas Mulanya, saya pikir, setelah empat jam menumpang speedboat ke Telok Batang, kami akan langsung naik kapal. Badan rasanya sudah menuntut hak untuk beristirahat, tapi … karena tak punya pilihan, saya pikir, perjalanan 8 jam ke Karimata harus ditempuh. Tapi, kami rupanya menumpangi mobil Avanza. “Ke Pendopo,” kata Ale kepada sopirnya. “Kita tidak […]Read More
JELANG tengah hari, dari para penumpang lain, saya beroleh kabar kalau kapal akan menurunkan beberapa dari mereka di Pulau Papan. Tidak seperti harapan saya bahwa kami bisa membeli nasi atau apa saja yang bisa mengisi perut di pelabuhan nanti, ternyata kapal tidak merapat. Beberapa perahu nelayan mendekat untuk menjemput penumpang. Apakah di antara mereka ada […]Read More
TERNYATA, tak seburuk yang saya takutkan. Setelah melewati Pulau Betuk, kapal memang diombang-ambing ombak dan lebih berembus kencang dari biasa. Tapi, para penumpang tampak tak terganggu sedikit pun. Tak ada kecemasan dan kekhawatiran. Palka masih ramai oleh awak kapal yang ngobrol sembari merokok. Fauzan dan Ale malah asyik ngobrol dengan duduk bersandar di pagar pembatas […]Read More
DESA Padang adalah gerbang Karimata lewat laut. Di sini, sebagaimana kampung nelayan, kapal-kapal mengapung di pelabuhan. Mungkin karena kami tiba lepas Magrib, tidak tampak aktivitas bongkar-muat hasil tangkapan di kapal-kapal tersebut. Pelabuhan juga jauh dari riuh karena para lelaki belum kembali dari “nyumi”. Setelah mengoper barang bawaan kami dari satu kapal ke kapal lain, sebelum […]Read More