Lahirnya Story by 5

Sebagai penulis murni otodidak, Benny tidak pernah merasa perlu mengikuti kelas menulis, apalagi menulis dengan formula ini-itu.

Pada 2012-2013, Benny merasa, “bersinar sendirian” di kampung halaman (Lubuklinggau) ternyata tidak semenyenangkan pada mulanya. Ia kesulitan menemukan rekan-rekan, baik penulis ataupun mereka yang suka membaca, yang bisa diajak berdiskusi. Kalau keadaan tersebut berlarut-larut, Benny yakin, energi menulisnya akan terkuras sia-sia karena lingkungan yang jauh dari literat.

Tahun 2013 (sampai sekarang), ia merilis Linggau Writing Class (pada 2017, berubah nama menjadi Benny Institute Writing Class). Benny pun banyak berbagi tentang kepenulisan di sana. Tentang proses kreatif, termasuk tips dan trik dalam menghadapi kesulitan menulis, menembus media massa, dan lain sebagainya. Hasilnya? Ada yang “jadi”. Tapi yang “tidak jadi” jauh lebih banyak.

Saat itulah, Benny menyadari, bahwa tak semua orang seberbakat dirinya dalam menulis. Tak semua orang bisa menulis dengan sekadar mendengarkan cerita proses kreatif yang sifatnya sangat personal.

Tahun 2019, Benny berpikir keras. Menurutnya, harus ada formula yang bisa dipelajari dan diikuti oleh mereka yang “kurang berbakat” atau yang kesulitan menulis karya bagus secara otodidak. Tahun 2020, setelah uji coba satu tahun, Story by 5-, demikian formula menulis itu ia namai, dirilis dalam kelas yang diselenggarakan secara daring di masa pandemi.

Kelas ini ternyata mendapatkan antusiasme peserta yang sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan beragamnya latar belakang peserta, baik secara usia (13–70 tahun), pekerjaan, hingga asal (geografis) seperti Selandia Baru, Qatar, Turki, Taiwan, Malaysia, Australia.

Hingga angkatan ke-6 (Februari 2022), banyak peserta yang sudah terbantu oleh kelas yang kemudian lebih popular disebut Kelas Menulis ala Benny Arnas atau Kelas Story by 5, di antaranya South East Asia Qitep in Language (Seaqil) yang mempercayakan dirinya mengampu kelas menulis kreatif bagi mahasiswa-mahasidswa pilihan di Asia Tenggara sejak tahun 2020 dan Taman Budaya Sumatra Barat yang menghadirkannya sebagai narasumber utama lokakarya menulis novel setiap tahunnya sejak tahun 2021.

Novel, cerpen, dan esai alumni kelas tersebut berhasil menembus penerbit mayor, memenangkan kompetisi tingkat nasional, hingga dimuat Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, dan media massa daring seperti detik.com dan basabasi.co. Informasi lengkap tentang kelas ini terdokumentasi di Instagram @story.by5.

Novel karya Defi Taslim (Qatar), alumnus angkatan ke-4, diterbitkan BIP, salah satu penerbit mayor yang fokus menerbitkan karya-karya dengan muatan islami.

Benny Arnas

https://bennyarnas.com

Penulis & Pegiat Literasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *